Monday, 26 December 2011

PARA PEMANGSA ULUNG

1. Laba-laba Pelompat

Biasanya, laba-laba membuat jaring dan menunggu serangga terperangkap. Namun sebaliknya, labah-labah pe-lompat justru mengejar mangsa. Dengan melompat gesit, ia mampu menangkap lalat yang terbang setengah meter di atasnya.
Untuk menghasilkan lompatan luar biasa ini, ia meng-gunakan kedelapan kakinya yang bekerja dengan prinsip tekanan hidrolis. Lalu, dengan tiba-tiba ia mencapai mangsa dan menusukkan rahangnya yang kuat. Lompatan ini biasa-nya dilakukan di tengah kerimbunan dedaunan. Labah-labah tersebut harus memperhitungkan sudut yang paling sesuai untuk melakukan lompatan yang berhasil, serta mempertimbangkan kecepatan dan arah mangsanya.
Yang lebih menarik adalah cara labah-labah ini menyelamatkan diri setelah menangkap mangsa. Ia bisa saja mati, sebab ketika melompat untuk menangkap mangsanya, ia meluncur ke udara dan dari ketinggian itu bisa jatuh terhempas ke tanah (labah-labah ini biasanya hidup di pucuk-pucuk pohon). Namun, labah-labah ini tidak bernasib demikian. Sebelum melompat, ia mengeluarkan benang yang menempel pada ran-ting pohon, sehingga tubuhnya tetap tergantung di udara dan mencegah-nya jatuh ke tanah. Benang ini begitu kuat, mampu menahan beban labah-labah dan mangsanya sekaligus.
Keistimewaan lain yang menarik adalah, racun yang ia suntikkan mampu mencairkan jaringan tubuh mangsa. Jaringan tubuh yang telah dicairkan inilah yang ia jadikan makanan.

Teknik Menyamar










Bila Anda ditanya, apa yang terlihat pada gambar atas, tentu Anda akan menjawab: “Ada beberapa ekor semut di atas dan di bawah daun.” Sebenarnya yang terdapat di bawah daun adalah labah-labah pelompat yang sedang mengintai untuk memangsa sekawanan semut hidup. Labah-labah pelompat jenis ini begitu mirip dengan semut, sehingga semut pun mengira bahwa labah-labah itu temannya.
Satu-satunya perbedaan antara semut dan labah-labah adalah jumlah kakinya. Labah-labah memiliki delapan kaki sedangkan semut hanya enam. Untuk melenyapkan “cacat” ini, yang membuatnya mudah dike-nali, labah-labah menjulurkan dua kaki depannya ke depan dan meng-angkatnya ke atas, sehingga menyerupai antena semut.
Tidak hanya itu penyamaran yang dilakukan laba-laba. Hewan ini juga membutuhkan pola mata tertentu yang akan membuatnya mirip se-mut. Matanya sendiri tidak besar dan tidak berbentuk bintik gelap seperti mata semut. Namun, satu keistimewaan bawaan yang ia miliki memban-tunya memecahkan masalah ini. Laba-laba ini memiliki dua bintik besar di kedua sisi kepalanya. Kedua bintik ini menyerupai mata semut.

2. Ular Derik

Detektor panas yang terletak pada rongga depan di dalam kepala ular derik mampu menangkap cahaya inframerah yang berasal dari panas tubuh mangsanya. Kemampuan mendeteksi panas ini demikian sensitif, sehingga dapat mengetahui kenaikan panas sebesar 1/300 kali dari semula. Dengan lidah yang bercabang sebagai organ penciuman, ular itu dapat merasakan adanya seekor tupai yang diam tak bergerak dari jarak setengah meter dalam kegelapan.
Setelah menentukan lokasi mangsa dengan tepat, ular itu merayap diam-diam mendekatinya tanpa menimbulkan bunyi. Ketika jaraknya telah cukup, ia menyerang, membengkokkan kemudian merentangkan lehernya untuk mencapai mangsa dengan sangat cepat. Seketika itu pula gigi pada rahangnya yang kuat telah siap ditancapkan. Rahang itu dapat terbuka selebar 180. Semua ini terjadi dalam kecepatan sangat tinggi, setara dengan kecepatan mobil dari 0 km/jam menjadi 90 km/jam hanya dalam waktu setengah detik.
Panjang “gigi berbisa” kurang-lebih 4 cm. Ini merupakan senjata paling tangguh untuk membuat mangsa tidak berdaya. Di dalam gigi ini terdapat saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Begitu ular menggigit, kelenjar ini berkontraksi dan mengalirkan bisa dengan kekuatan dahsyat melalui saluran di dalam gigi ke tubuh korbannya. Selain melumpuhkan sistem saraf pusat, bisa ular juga menyebabkan kematian korban akibat penggumpalan darah. Bisa ular sebanyak 0,028 gram cukup untuk membunuh 125.000 tikus. Efek bisa ular bekerja sangat cepat, sehingga mangsa tidak sempat melawan. Setelah itu, ular tinggal menelan mangsa yang telah ia lumpuhkan melalui mulutnya yang sangat elastis.

sb : H. Yahya

Lilin Harapan


Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka



Yang pertama berkata:
Aku adalah Damai
Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata:
Aku adalah Iman
Sayang aku tak berguna lagi.
Manusia tak mau mengenalku,
Utnuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
“ Aku adalah Cinta
Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.
Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.
Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.


Tanpa terduga..
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
“ Ekh apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.





Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
“Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
                    Akulah

                HARAPAN”
 
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya
Apa yang tidak pernah mati hanyalah 
             "HARAPAN"
yang ada dalam hati kita....
...dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!!!

sb :H. Yahya